Minggu, 10 April 2011
Kejadiannya di tahun 2008. Saat aku mendapat cobaan yang luar biasa berat, bak diombang ambingkan gelombang dan badai. Insan -anakku yang ketiga- sakit yang medispun tak menemukan penyakitnya, dan rasanya aku juga 'kehilangan' dia. Berbulan bulan aku merawat Insan yang kadang sembuh dan kadang kambuh, bukan hanya menguras tenaga, tapi juga perasaan dan pikiran. Bila diceritakan kejadian itu bisa jadi satu buku kisah misteri......
Saking beratnya cobaan, aku akhirnya pasrah, banyak mendekatkan diri pada Allah, banyak berdzikir.
Saking banyaknya berdzikir, rasanya kalimat-kalimat dzikir itu sudah menyatu dengan diriku. Allahpun rasanya menghadiahi aku perasaan ikhlas, menerima tanpa mengeluh, bahkan bersyukur. Aku menjadi ahli dalam mencari celah-celah yang bisa disyukuri di tengah-tengah cobaan yang berat itu.
Apakah Allah menghendaki aku untuk menjadi seputih alam semesta? tanpa emosi, menerima apapun yang ditakdirkanNya dengan rela, selalu berbaik sangka padaNya hingga tiada kesedihan. Yang diinginkannya hanyalah mematuhi Allah. Bila demikian, aku akan melakukannya dengan penuh harapan akan kasihNya ( catatan 26-1-2009 )
Awalnya aku menemukan energi alam semesta, pagi-pagi di rumah ibu mertua Ngawi. Aku berada di Ngawi karena Insan yang masih sakit minta pindah sekolah ke Ngawi, dan aku mendampinginya saat ujian akhir SD.
Pagi-pagi belum terang benar, aku duduk di teras setelah selesai menyapu, aku berdzikir dengan dzikir pagi subhanallah wabihamdih subhanallahaladzim astaghfirullah. Aku tenggelam dalam kenikmatan dzikir, dan merasakan diriku memasuki pusaran energi alam semesta, perlahan-lahan aku merasakan tanganku terasa hangat, seperti menggenggam segumpal energi. Akupun mencoba 'mempermainkan' energi itu.
Aku melihat alam semesta begitu putih dan kuat, tapi juga begitu lembut, tanpa emosi, datar dan luaaaassss....Kita adalah bagian dari energi murni alam semesta. Untuk memanfaatkan energi itu, cukup dengan menyelaraskan diri dengan alam, meminta dengan nama Allah energi mereka untuk membantu kita, dan menyalurkannya ke mana saja kita kehendaki.
Siang setelah aku 'menemukan' energi itu, Insan terjatuh dari pohon mangga di depan rumah, untungnya tidak terlalu tinggi, tapi membuat kakinya tidak bisa berjalan normal dan mengeluh sakit. Aku lalu memanggil tukang pijat langganan ibu yang rumahnya tak jauh dari sini, tapi kaki Insan tidak bisa sembuh juga. Akupun mencoba ketrampilan baruku, tak kusangka Insan bisa berjalan normal dengan transfer energi. Tapi ya mestinya setelah ditransfer energi, kakinya dipakai istirahat dulu hingga benar-benar pulih. Insan malah dipakai lari-lari, ya dia mengeluh sakit lagi dan minta ditransfer energi lagi.
Setelah kucoba pada Insan, esok paginya aku sakit kepala dan sembuh dengan transfer energi. Sejak itu aku memanfaatkannya untuk keluargaku, dan sering juga aku gunakan untuk teman yang sedang dalam masalah kesehatan tanpa mereka ketahui.
Pernah pembantuku sakit kepala di rumahnya, aku transfer energi dari jauh, besoknya dia bilang bisa bangun dengan segar dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Pernah juga ustadz Virien mengeluh sakit dan lemah, padahal aku membutuhkan bertemu dia. Aku transfer energi, alhamdulillah dia bisa sehat dan bersepeda motor sejam untuk menemuiku!
Energi murni alam semesta itu bisa mengusir energi jahat (guna-guna, sihir dll) tanpa mengalahkan mereka. Karena sifatnya yang putih suci, kuat tetapi halus lembut, secara otomatis membuat energi yang berlawanan dengan sifatnya akan menyingkir dengan rela dan dengan sendirinya (catatan 7-1-2009)
Untuk mencoba merasakan energi murni alam semesta ini dimulai dari hati yang ikhlas. Setelah sholat lima waktu, cobalah menyelaraskan diri dengan alam semesta, merasakan kemurnian energi, menzerokan diri, memunculkan sifat tunduk patuh tanpa banyak alasan di hadapan Allah, karena begitulah sifat alam semesta, tunduk patuh. Diri kita secara otomatis jauh dari sifat dan selera rendah.
Energi murni alam semesta itu sifatnya memperbaiki, membangun, memulihkan, menormalkan, menetralkan. Berdasarkan pengalamanku, dia tidak bisa 'membunuh' atau 'mematikan'. Contohnya untuk sakit yang ditimbulkan oleh virus dan bakteri, seperti batuk atau diare, energi ini tidak bisa digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri. Dia hanya membantu memberi kekuatan tubuh, agar tubuh sendirilah yang memunculkan kekebalannya.
Kadang juga proses penyembuhan membutuhkan syarat tertentu, misalnya kondisi pasien harus tenang, makanya saat transfer energi dilakukan, sebaiknya pasien dalam keadaan berdzikir dan posisi tubuh dalam keadaan relaks. Setelah proses transfer energi dilakukan, kadang-kadang dibutuhkan istirahat yang cukup untuk membantu proses penyembuhan.
Setelah kita bisa merasakan energi murni alam semesta, untuk mentransfernya ke orang lain, cukup dengan niat di pikiran kita. Bila kita sudah menyatu dengan alam semesta, energi ini seperti teman kita yang begitu memahami kebutuhan kita untuk membantu sesama.
Biasanya kalau aku menstranfer energi untuk anak-anakku yang jauh di Bandung dan di Yogya, aku 'menitipkannya' pada 'teman-temanku' di Bandung dan Yogya, aku meminta mereka memberikan energi untuk anak-anakku sesuai yang mereka butuhkan. Energipun mengalir sesuai permintaanku. Energi murni alam semesta itu teman yang teramat baik, dia bisa kutitipi orang-orang yang kusayangi, maka mereka akan menjaga dan menyayangi orang-orang yang kucintai karena Allah.
Bukan hanya saat sakit saja aku memanfaatkan energi murni alam. Saat perasaanku sedang tidak enak, aku biasa mengeliminasinya, seolah menguapkannya, sedang alam akan menetralisirnya. Biasanya perasaanku segera menjadi tenang dan tanpa beban.
Begitupun saat aku mengkhawatirkan orang-orang yang kusayangi yang sedang jauh dariku, aku akan menitipkan mereka pada alam untuk dijaga keselamatannya dengan ijin Allah. Sunguh, alam adalah teman yang teramat baik dan juga teman yang bisa dipercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar