Senin, 12 Juni 2017

Berguru Langsung Kepada Allah

Kamis, 11 Oktober 2012

Saat kuliah, sekitar tahun delapan puluhan, aku bertemu guru spiritual yang amat lembut hati tapi tegas dalam menyampaikan ajaran Allah dalam al qur'an.  Beliau bapak Syamsul'alam, seorang penulis yang tulisan-tulisan beliau sudah aku kenal sejak aku SMP.

Saat itu beliau membahas tentang 'Sing ghaib lan nyata ing Islam', aku tergerak untuk menulis surat kepada beliau guna menanyakan berbagai hal yang sering kualami sejak kecil mengenai keindigoanku.  Beliau menjawab dengan jawaban yang amat memuaskan rasa gamang yang kualami selama bertahun tahun.  (suatu saat aku ingin bikin blog khusus antaraku dengan beliau, InsyaAllah)

Aku bilang ingin berguru kepada beliau, beliau tidak menolak, tapi menjawab begini :"Bergurulah langsung kepada Allah walaupun secara lahiriah kamu berguru kepada sesama manusia".  Lalu beliau mengajariku berbagai hal yang membuat aku bisa 'menangkap' jawaban, petunjuk dan isyarat dari Allah.

Secara sederhana berguru langsung kepada Allah itu begini,  lahiriyahnya kita belajar dari seseorang, mungkin lewat bertatap muka langsung, atau lewat televisi, radio, membaca buku, internet dll. Tapi dalam hati kita membangun komunikasi dengan Allah, memohon dengan kerendahan hati agar Allah memberi petunjuk dan hikmah, menuntun kita dalam kebenaran versi Allah.

 
TAHANUTS

Pada saat sebelum dan sesudah diwisuda menjadi nabi, Nabi Muhammmad saw sering melakukan tahanuts di gua hira, meninggalkan urusan dunia dan masyarakatnya. Dulu di bangku sekolah, kita diajarkan Nabi melakukan tahanuts yang berarti memikirkan masyarakatnya, jadi yang kita fahami nabi melakukan proses 'berpikir' atau aktifasi otak.

Setelah bertemu bapak Syamsul'alam, baru kutahu bahwa yang dilakukan Nabi bukanlah proses berpikir, kalau berfikir bukan tahanuts istilahnya, melainkan 'tafakur'.

Tahanuts  merupakan proses 'olah batin',  yaitu menonaktifkan pancaindra dan pikiran (memori, angan-angan, logika), setelah semua hal itu non aktif, hatilah yang kemudian diaktifkan.  Dalam praktek yang kulakukan, kadang prosesnya bisa terbalik, mengaktifkan hati dulu, baru secara otomatis panca indra dan otak menjadi non aktif.  Semua itu tergantung kondisi masing-masing orang kukira.

Karena panca indra non aktif, otomatis kita tak akan mendengar apapun walau kita sedang berada dalam suasana bising gak karuan.  Kalau menonaktifkan mata, mudah, caranya ya dengan memejamkan mata.  Sedangkan menonaktifkan indra perasa kadang membuat tubuh kita berasa 'melayang', seperti tidak punya tubuh.  Tapi semua itu sifatnya individual banget kukira, yang penting hati bisa aktif.

Yang agak sulit ya menonaktifkan pikiran.  Kadang pikiran masih 'hiruk pikuk' walau kita berada di keheningan dan kesunyian malam.  Salah satu cara agar pikiran kita segera hening adalah dengan membiasakan diri memasrahkan segala persoalan kepada Allah.  Latihan memasrahkan segala persoalan besar atau kecil ini  kita lakukan setiap hari, setiap kesempatan.  Hikmahnya pikiran lebih tenang dan lebih mudah hening.

Hati adalah salah satu saluran yang digunakan Allah untuk berkomunikasi dengan makhlukNya, dengan demikian wahyu yang diterima Nabi Muhammad juga melalui hati, bukan melalui otak.  Begitupun petunjuk yang diberikan Allah kepada kita makhlukNya, melalui hati. Makanya orang yang sesat/tidak mendapat petunjuk disebut di al qur'an sebagai orang yang buta mata hatinya, ada penyakit di hatinya, Allah kunci mati hatinya, hatinya keras seperti batu, hatinya tertutup.

Belakangan ini kita tahu, menurut penelitian para ahli 88% keberhasilan manusia ditentukan oleh kekuatan hatinya, sedangkan 12% nya oleh kekuatan pikiran/otaknya.  Ini membuat kita faham mengapa para nabi dan para sahabat adalah orang-orang yang sukses dunia dan akhirat mereka, mereka kaya raya dalam harta dan kuat dalam pengaruh, 1/4 dunia tunduk pada Islam dalam kurun waktu yang begitu singkat (23 tahun).  Al qur'an sebagai pedoman hidup mereka, menyebut kata hati (380 kali) jauh melebihi kata pikiran (8 kali).

Tahanuts punya makna yang hampir sama dengan meditasi dan semedi (jawa), yang membedakan adalah arah perhatian/tujuan kita dalam mengarahkan 'antena' hati kita.  Musti ditujukan ke Allah tentu saja, hanya Allah !!!

Dalam tahanuts, aktifnya hati akan membuat aktif juga pendengaran hati, penglihatan hati dan kesimpulan hati.  Yaaa, dengan ijin Allah hati bisa mendengar, bisa melihat, bisa merasakan dan bisa menyimpulkan.  Ini sebuah 'petualangan' ke alam hati yang luas dan indahnya tak terperi.

Saat tahanuts, hati kita seperti 'bertemu' dengan Allah, nikmati saja saat itu karena keindahannya luar biasa. Bila ditengah-tengah tahanuts muncul gangguan pikiran, sampaikan saja kepada Allah, lalu kembali konsentrasi ke hati.  Bila muncul gangguan lagi, kembalikan lagi posisi ke hati.  Itu merupakan sebuah latihan yang bila kita lakukan terus akan membuat kita semakin terampil dalam mengaktifkan hati.

Tahanuts yang berhasil minimal akan membuat perasaan hati kita menjadi tenteram, merasa selalu dalam 'timangan' dan kasih sayang Allah, memberi kebahagiaan tiada tara.

Tingkatan selanjutnya kadang Allah memperlihatkan kita 'sesuatu', seperti sebuah film (biasanya menjadi nyata) atau huruf-huruf yang bisa kita baca, ini bila penglihatan hati yang aktif.  Bila yang aktif pendengaran hati, maka hati akan mendengar suara (Indah gak pernah mengalami yang ini), atau kadang langsung kesimpulan-kesimpulan dan kalimat-kalimat yang jelas seperti 'tercetak' di hati kita.

Sering juga petunjuk Allah datangnya lewat mimpi dalam tidur setelah tahanuts.  Nikmati saja semua itu sebagai sebuah perjalanan kita menuju Allah dengan segala keindahannya.

Melalui saluran apapun, baik penglihatan hati, pendengaran hati, mimpi atau kesimpulan hati, bila petunjuk itu benar-benar dari Allah, rasanya amat sejuk dan mendamaikan diri, keluarga dan lingkungan.

Kadang memang syetan sering masuk memberi 'petunjuk', untuk mengetahui bila itu dari syetan, rasakan efeknya, pasti ke arah yang membingungkan, menyedihkan dan ujungnya adalah kehancuran walaupun caranya halus sekali dalam membawa kita ke kehancuran.  Posisi bisikan syetan inipun berada di 'dinding hati', sedangkan petunjuk Allah berada di kedalaman hati. Ya kita memang musti hati-hati dan waspada.

Alhamdulillah di masa sekarang, ada cara yang lebih mudah untuk mengaktifasi hati, dengan bantuan audio, judulnya 'audio cd brainwave management' (kalau gak salah). Pertama kali ketemu audio cd ini dari buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu.  Bisa juga nyari di youtube.  Silahkan mencoba.

Bila kita sudah faham bahwa hati memegang peranan penting dalam komunikasi kita dengan Allah, kita menjadi lebih faham lagi sekarang betapa pentingnya menjaga hati tetap suci.  Dengan kesucian hati inilah kita mendapat petunjuk, dan hanya dengan petunjukNya kita bisa sukses dunia dan akhirat. 

Beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotori jiwanya , ini dijelaskan dalam al qur'an surat As Syams. Mau beruntung atau mau merugi adalah pilihan kita.

Kapan sebaiknya melakukan tahanuts?

Kapan saja dan dalam posisi apa saja, sedang duduk, berdiri, tidur, berjalan, berbaring ..... 

Paling bagus kita sengaja bertahanuts tiap kali sesudah shalat wajib.  Paling afdhol memang di malam hari, suasana sunyi amat mendukung hati untuk lebih cepat masuk dalam khusyu'.  Sambil membaca dzikir boleh juga.

Agama adalah rasa, itu kata eyang Virien.  Rasanya adalah bahagia tak terkata, itu kata Indah.

MANUNGGALING KAWULA GUSTI

Apa tuh manunggaling kawula gusti? Maaf, Indah memakai istilah bahasa Jawa, karena eyang Syamsul'alam memang menulis menggunakan bahasa Jawa di majalah Jawa "Panyebar Semangat".

Manunggaling kawula gusti itu maksudnya menyatunya hamba dengan tuhannya, tapi jangan berpikir menyatu secara fisik gitu ......... wah, jangan ....... Allah itu kan berbeda dengan makhluk.  Kalau eyang Syamsul'alam lebih suka bilang 'manunggaling karsa kawula gusti' yang artinya menyatunya kehendak hamba dengan Tuhannya.

Menyatunya kehendak antara hamba dengan Allah itu secara sederhana maksudnya begini :  apapun dan kejadian apapun yang Allah kehendaki terjadi pada diri seorang hamba, hamba itu akan menerimanya dengan bahagia. Secara lebih mendalam maksudnya kehendak hamba sudah menyatu dalam kehendak Allah dan kehendak Allah sudah menyatu dalam kehendak hamba, jadi seorang hamba bisa tahu apa kehendak Allah untuknya, dan 'kehendaknya sendiri' sudah menjadi kehendak Allah.  Aku tulis 'kehendaknya sendiri' berada dalam tanda kutip, karena kehendak dalam diri seseorang musti melewati aproval dulu dari Allah, Allahlah yang mengijinkannya, Allahlah yang menggerakkannya, bahkan Allahlah yang menumbuhkannya.

Yang  menarik dari manunggaling kawula gusti , adalah terjadinya proses 'kun fayakun' dalam dirinya, bila terjadi dalam diri para Nabi disebut mu'jizat seperti saat N Musa membelah laut , dalam diri para wali disebut karomah seperti yang terjadi saat Sunan Kalijaga menunjuk pohon yang buahnya langsung berubah menjadi emas.  Bila terjadi pada manusia biasa adalah mewujudnya segala keinginan dalam waktu singkat, misalnya dia kepingin ayam goreng, tak lama ada tetangga ngirimin ayam goreng persis yang dibayangkannya.

Dalam tingkatan yang lebih tinggi lagi , manunggaling kawula gusti membuat seorang hamba mempunyai kekuasaan dalam wilayah yang tak kasat mata.  Dia bisa mengatur dan mengendalikan orang banyak , baik orang yang dia kenal maupun tidak hanya lewat kekuatan ruhaniahnya.  Dia juga bisa memerintah benda-benda , makhluk halus dan alam untuk menurutinya. Semua dia lakukan untuk mewujudkan tatanan yang lebih baik di alam semesta, seperti kehendak Allah.

Melatih diri untuk bisa manunggaling kawula gusti ini dimulai dari hal yang kecil-kecil dalam kehidupan kita, sampai peristiwa yang menurut kita besar dan berat. Dalam kehidupan ini segala macam peristiwa terjadi ; pahit-manis, kecewa-bahagia, kehilangan-bertambah, memberi- menerima ..... banyak hal, dan setiap orang mengalami.  Harus disadari bila aneka peristiwa dalam kehidupan itu merupakan salah satu cara komunikasi Allah dengan makhlukNya.

Persoalannya adalah, mampukan kita menerjemahkan bahasa peristiwa ke dalam bahasa pengertian hati yang menyampaikan kita akan maksud Allah memberikan semua hal dan peristiwa tersebut kepada kita?

Latihannya begini, sadari dulu bahwa segala hal dan peristiwa itu terjadi karena Allah dan dengan ijin Allah, Allah memberikan itu semua adalah berdasarkan kasih sayang, cinta dan kebijaksanaanNya, semua pasti baik bagi kita. Biasakan untuk 'setuju' dengan takdir dan ketentuan Allah hingga hati secara otomatis 'berfihak' kepada Allah. Bila sudah memahami point ini, maka hati akan selalu menerima dengan rela dan bahagia.

Nah, saat hati bisa menerima dengan segala keikhlasan, biasanya akan muncul hikmah atau 'isi' dibalik 'bungkus' atau 'maksud Allah' dibalik 'kejadian'.  Kita akan bisa melihat 'sesuatu' dibalik yang 'tampak'.

Setelahnya hati akan bisa memahami maksud Allah. Lama kelamaan Allah akan menganugerahi kita sebuah pengertian yang mendalam mengenai berbagai hal, peristiwa dan perilaku orang.  Ini membuat kita tidak asal menyimpulkan sesuatu dari yang kita lihat, kita tidak mudah mengomentari sesuatu atau menghukumi sesuatu yang dari luarnya kelihatan salah.  Dengan kata lain, Allahlah yang menuntun hati kita ke arah pemahaman-pemahaman yang mendalam.

Dari hati yang tertuntun inilah mewujud nyata pribadi muslim yang 'rahmatan lil alamin', hatinya dipenuhi kasih sayang pada alam semesta, karena hatinya sendiri lebih luas dari alam semesta.  Dia tak lagi bisa membenci walau terhadap orang yang menyakitinya, tak bisa lagi menyalah nyalahkan orang lain ..... ya karena dia bisa melihat dengan sebenarnya betapa orang yang membencinya adalah orang yang sedang menderita lahir batin, dia jadi mudah memaafkan, mendoakan dan tetap menyayangi.   

Ini sebuah perasaan yang membuat kita tenang dan bahagia.Sebenarnya, perasaan yang ingin kusampaikan adalah perasaan yang lebih dari sekedar bahagia, sebuah rasa yang sulit diungkapkan.  Di posisi ini kita bisa melihat segala kejadian di seputar kehidupan kita dengan 'cara pandang Allah', bisa menerjemahkan segala hal dengan kedalaman makna dan keluasan hati.  Indah sekali !!!

Pribadi yang sudah manunggal karsa dengan Allah, adalah pribadi yang tak lagi memikirkan dirinya sendiri atau sibuk dengan urusan dan kehidupannya sendiri, karena dia sudah memahami apa 'peran' yang diberikan Allah untuknya, manusia inilah yang disebut 'wali Allah'.

Jangan pikir seorang wali Allah adalah seorang kiai dengan banyak santri, atau ulama dengan jutaan jamaah ..... karena Allah Maha Adil, sebenarnya di masyarakat banyak tersebar para wali Allah menurut posisi, strata sosial, bidang  dan tugas masing-masing, hingga seluruh masyarakat bisa tersentuh  mereka. Bahkan doa mereka begitu 'membumi' dan menyentuh jiwa-jiwa gundah tanpa diminta.

Memangnya Indah sudah 'manunggaling kawula gusti' ?  Hmm ........ sejujurnya aku masih suka kaget dan nangis-nangis bila ada hal yang luar biasa ........ Sebagai seorang wali (hmmm....) sementara ini masih berada di posisi wali murid dan wali mahasiswa saja .... hehehe .... tapi pinginnya sih jadi seperti yang dilukiskan di ayat ini :

Al Qur'an [10:62] Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Menangkal Sihir Dengan Berpasrah dan Ikhlas

Sabtu, 17 Maret 2012

Jum'at kemarin aku mendapat pengalaman yang sungguh tak terduga yang berkaitan dengan energi murni alam semesta (aku sendiri yang menamakannya).  Aku begitu terpesona dengan hasil luar biasa diluar pikiran dan perkiraanku.  Begitulah bila Allah berkehendak, memang selalu membuat kita takjub.

Awal ceritanya, ada pelanggan datang ke butik kulakan kerudung lukis. Seorang ibu berjilbab yang datang bersama adiknya yang berjilbab dan sudah ibu-ibu pula, kutemui mereka berdua dengan 'baju kebesaran'..... hehehe, daster maksudku. Aku lagi bikin kue buat ulang tahun Insan sih, jadi yaaa ... sudah pakai daster, gak sisiran, wajah kumut-kumut, bau telur ....... kupikir kami sama-sama wanita, ya gapapalah aku kelihatan 'seksi'nya.... hihihi.....

Karena asyik melayani sang pelanggan, aku tidak memperhatikan sang adik yang terkantuk-kantuk  menunggu kami ngobrol dan memilih kerudung.  Semula kukira wajah layu si adik karena kelelahan dan kurang tidur, tapi ternyata dia sakit katanya.  Sakit apa juga tidak dia ceritakan, aku menawarinya transfer energi dan dia langsung setuju.

Aku menyuruhnya rileks dan berdzikir, akupun berdzikir memohon Allah mengijinkanku menggunakan energi murni alam semesta.  Segera energi itu berkumpul di telapak tanganku yang kemudian aku kirim ke adik pelangganku itu.  Tak lama setelah proses itu selesai wajahnya terlihat sumringah ....

"Kok hilang ya.... ", katanya heran dan gembira.  Barulah wanita itu bercerita bila dia sudah setahun kena guna-guna, dia selalu merasa banyak pisau menancap di lehernya yang membuatnya merasa sakit dan menderita.  Bahkan saat malam hari dia merasa seperti disembelih sampai rasa sakitnya membuatnya minta dibunuh saja......

"Mungkin ini berkaitan dengan usahanya yang mulai maju, ada yang sirik lalu mengirim guna-guna ... ", kata si kakak.

"Bisa juga , tapi sebaiknya jangan su'udzon. Tidak usah mengira-ira siapa pengirimnya, itu kan pekerjaan setan untuk membangkitkan permusuhan di antara manusia.  Siapapun pelakunya dimaafkan saja, ikhlas saja ", kataku.  Akupun bercerita tentang kekuatan ikhlas dalam menyelesaikan segala permasalahan hidup. 

" Tadi saya merasa pisau-pisau yang  menancap di leher saya terlepas dan terlempar ke belakang, seperti kena hembusan angin yang kuat, sampai tubuh saya ikut terdorong ke belakang.  Padahal bu Indah kelihatannya tenang saja... ", katanya padaku, mungkin yang dia maksud aku kelihatan tenang saja itu  dia melihat aku kok tidak mengerahkan tenaga sama sekali.  Ya, memang aku kan hanya memindahkan energi yang Allah perkenankan terkumpul di tanganku kepadanya, hanya memindahkan dan mengisi.  Aku juga tidak mengusir hal-hal buruk yang sedang menimpanya, aku tidak memerangi 'sesuatu' yang bersarang di tubuhnya, bahkan aku tidak tahu bila dia kena guna-guna.

"Energi murni alam semesta itu sifatnya ikhlas, suci, putih, halus lembut tapi kuat dan luas.  Bila energi ini mengisi seseorang, maka energi yang berlawanan dengan sifatnya akan menyingkir dengan sendirinya dan dengan rela.  Itulah mengapa ibu merasa banyak yang terlepas.  Tapi syaratnya si penderita harus ikhlas, karena alam semesta itu sifatnya ikhlas, bisa masuk ke orang-orang yang ikhlas pula ", kataku menjelaskan.  Wanita itu lalu bercerita bagian-bagian tubuhnya yang lain yang selalu merasa kesakitan, diantaranya di bagian dada dan punggung yang seperti tertancap pisau yang besar.

Aku memintanya untuk bilang pada Allah bahwa dia ikhlas dengan segala cobaan yang berlaku pada dirinya , karena cobaan itu telah membuatnya kuat.  Aku juga menyuruhnya bilang pada Allah bahwa dia memaafkan semua orang yang telah menyakitinya termasuk orang yang membuatnya kesakitan seperti ini.

Wanita ini menjalankan semua intruksiku dengan amat baik, hingga aku bisa menstransfer energi lagi sampai tiga kali, dan dia mengatakan bahwa semua 'benda asing' di tubuhnya telah hilang.

"Sebelumnya saya merasa bahwa saya bukan saya, seperti ada yang mengendalikan dan membisikkan hal-hal buruk.  Sekarang alhamdulillah sudah ringan, sudah kembali menjadi diri sendiri", katanya.

Aku berpesan agar dia menjaga perasaan ikhlasnya, inilah cara agar hal-hal negatif itu tidak kembali lagi, karena orang ikhlas tidak bisa diganggu syetan, apalagi dimasuki energi jahat.

Bagiku ini adalah pengalaman pertamaku 'dipakai' Allah menolong orang yang kena guna-guna.  Guna-guna atau sihir memang ada kok, bukankah Allah menyebutnya  di al qur'an ? bahkan Nabi Muhammad saw pernah kena sihir.  Jadi bagi yang belum pernah mengalami atau belum pernah melihat sihir/guna-guna, bukan berarti itu tidak ada, pengalaman kita saja yang terbatas.

Dari pengalamanku dengan adik pelangganku ini, aku jadi tahu bahwa kesembuhan seseorang dari sakit fisik atau non fisik/guna-guna amat dipengaruhi oleh tingkat keikhlasan si penderita. Apalagi bila menggunakan cara tranfer energi seperti yang kulakukan. Energi murni alam semesta yang sifatnya ikhlas, akan mudah masuk ke tubuh orang yang ikhlas pula.  Bila tubuh sudah terisi energi ini, maka tidak perlu mengusir atau memerangi hal-hal negatif yang menjadi sumber penderitaan, karena hal-hal negatif itu akan menyingkir dengan sendirinya dan dengan rela.

Energi yang ada di tubuh kita inipun adalah bagian dari energi alam semesta, di level quantum hal ini sesuai dengan hukum keterkaitan, yaitu keterkaitan antara energi kuanta di alam semesta (baca buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu).  Dengan hukum keterkaitan quantum, untuk memperoleh kesembuhan dari sakit terutama sakit non medis, modalnya adalah memperbanyak mengingat Allah dan ikhlas, maka tanpa diminta kita bisa mendapat aliran energi yang kita butuhkan.  Tidak mutlak memerlukan terapist, kukira untuk kasus yang berat-berat saja yang membutuhkan bantuan ahlinya . 

Aku pernah mengalami, saat masih SMA pernah kena guna-guna yang membuatku  merasa ada yang meremas-remas otakku. Awal kejadiannya lewat sebuah mimpi buruk, aku merasa ada sebongkah 'benda berat' dimasukkan (lebih tepatnya dijejalkan dengan kuat) dari atas kepalaku, aku langsung terbangun dan merasakan sakit yang aneh di kepala.  Hebatnya penderitaan itu membuat ibu dan guru-guruku membawaku ke kiai, tapi penderitaanku tak kunjung selesai.

Berakhirnya sakit kepalaku itu setelah aku berusaha mendekatkan diri pada Allah, ikhlas, selalu suci/ selalu dalam keadaan wudhu, dan rajin berdzikir sampai seolah tenggelam dalam dzikir.  Lewat mimpi pula aku merasa benda yang dulu dijejalkan ke dalam kepalaku itu keluar, akupun merasa bebas sakit kepala hinga kini. 

Dari pengalamanku itu, aku yakin bahwa sihir bisa ditangkal dengan ijin Allah oleh diri kita sendiri dengan kekuatan ikhlas.  Andai saja kita berobat, sehebat apapun terapistnya, bila diri kita sendiri masih belum ikhlas dan menyimpan banyak hal negatif di pikiran dan hati kita, maka kita masih bisa kena lagi.

Siang itu kedua tamuku pulang dengan wajah berseri, apalagi si adik yang tampak lebih segar dan cantik bila dibandingkan dengan saat dia datang tadi. Akupun melepas kepergian mereka dengan penuh syukur dan bahagia. Bahagia karena Allah telah memilih dan menggunakanku untuk menolong salah seorang hambaNya.

Energi Murni Dan Tenaga Dalam

Selasa, 18 Juni 2013

Beberapa pembacaku bertanya lebih jauh tentang energi murni alam semesta yang beberapa kali aku tulis di blog.  Ada yang menanyakan apa bedanya energi murni yang aku tulis dengan energi murni yang dia pelajari.  Wah, mungkin Innuri gak bisa menjelaskannya dengan memuaskan yaaa, jujur aku ini juragan batik ... hehehe, gak sempat mempelajari energi macam-macam.  Jadi monggo dianalisa sendiri, bedanya dimana?

Tapi menurut aku sih, bukan hal penting membicarakan perbedaan, yang paling penting itu berbuat baik karena Allah dengan segala hal yang kita punya dan kita bisa.

Walau gak penting, aku mencoba menjelaskan yang aku  tahu saja, untuk menambah wawasan kalian semua.

Oh ya, aku mau bilang dulu, aku juga bukan terapist energi murni, profesiku masih juragan batik haha.  Aku tidak bisa ditanya macam-macam, karena pengetahuanku juga terbatas saja.

Begini sahabat,
Mereka yang tersesat di blogku, ada yang terpikat dengan energi murni yang aku ceritakan, merekapun tertarik untuk mempelajarinya.  Diantara mereka ada yang sudah belajar energi murni lewat komunitas tertentu, ada yang mengolah energi murni dengan jalan olah tubuh dan latihan-latihan khusus.

Bagiku semua itu baik, sejauh tidak menyekutukan Allah, itu oke-oke saja, apalagi bila pelakunya merasa bahagia dan mendapat manfaat.  

Aku juga punya teman yang belajar energi murni lewat senam olah pernafasan, yang sering disebut juga tenaga dalam.  Dulu dia suka menolongku kalau aku pas gak enak badan, aku tinggal sms dan dia menerapi aku jarak jauh. Hasilnya memang penderitaanku berkurang.

Mengolah energi murni dengan jalan latihan fisik dan olah pernafasan seperti ini (selanjutnya aku sebut tenaga dalam) , memang cukup efektif buat menolong pasien.  Tapi bila sang terapist berhenti olah nafas dan olah tubuh, otomatis dia tidak lagi bisa menggunakan tenaga dalamnya.  Ini menurut penuturan temanku itu, kalau nggak latihan ya nggak cukup kuat tenaga dalamnya, gitu katanya.

Saat menolong orang, sang terapist mengerahkan tenaga dari dalam dirinya untuk ditransfer ke pasien.  Aku lihat sang terapist mengeluarkan energi yang lumayan besar sambil mengolah nafas.  Kadang  juga dia mengaku merasa lelah sehabis menolong pasien, untuk mengembalikan energinya maka dia perlu latihan rutin.

Mungkin masing-masing perguruan tenaga dalam itu beda-beda teorinya dan mungkin anda punya pengalaman yang berbeda pula.

Kalau mengolah energi cara Innuri (aku sebut cara innuri untuk mempermudah saja) , tidak membutuhkan latihan fisik dan olah pernafasan. Saat menolong pasien juga tidak perlu mengerahkan tenaga, karena aku hanyalah memindahkan energi murni dari alam semesta ke tubuh pasien.  Dengan ijin Allah, aku hanya meminta alam memberikan energinya untuk orang yang aku maksudkan, kemudian alam akan memberikan energi murninya ke pasien dengan penuh kasih sayang.

Alhamdulillah , hasil transfer energi cara innuri, selama ini cukup membantu banyak orang. Ada yang bisa sembuh hanya dengan kutransfer energi dan minum air putih yang banyak.  Ada yang badannya  lemes langsung seger, ada yang sakit kepalanya langsung lenyap,  wah, banyak sekali kalau diceritakan satu-satu.

Diantara pembacaku sudah banyak yang bisa mengolah energi murni cara innuri .... hm ... bahkan ada yang tangannya mengandung energi murni, bila disentuhkan pada seseorang langsung terasa hangat dan menyembuhkan dengan lembut, berarti ini bukan cara innuri, dia berhasil menciptakan cara sendiri.  Ada juga pembacaku yang bisa menerapi aku kalau badanku sedang KO ..... enak kan ?

Bagaimana cara mereka mendapatkan 'kesaktian' itu ?  Hmmm ..... mereka hanya mengikuti blogku dan membaca artikel tentang energi murni yang aku tulis. Tapi jangan hanya dibaca loh ya, dikerjain tuh petunjuknya.

Mengikuti blogku itu maksudnya agar faham bagaimana cara masuk ke ikhlas dan pasrah, ini isinya blog innuri, membawa perasaan damai, ikhlas, pasrah dan mendekatkan pada Allah,

Diantara pembacaku, ada yang bisa mengolah energi murni tanpa pernah bertatap muka satu kalipun denganku.  Kami berkomunikasi lewat chatting di fb saja .... keren kan ?

Mengolah energi murni cara innuri ini cocok buat pemalas .... hehehe, soalnya gak pakai latihan.    Karena tidak perlu mengeluarkan tenaga, dalam kondisi sakitpun aku masih bisa mentransfer energi buat orang lain (teristimewa yang keadaannya parah yang membuatku mau melakukannya meskipun sakit).  Lah buat diriku sendiri yang sakit, aku biasanya minta ditransfer oleh eyang Virien atau pembacaku yang sudah 'sakti' .... hehehe.

Sebenarnya sih, bisa saja mentransfer energi buat diri sendiri, tapi kalau lagi sakit jadi gak pe de, jadi enakan minta ditransfer orang lain saja.

Bagaimana cara memasuki 'medan energi'  ?

Caranya sudah aku uraikan di tulisanku sebelumnya.  Syarat utamanya, hati harus ikhlas,pasrah dan  ridha dengan Allah dan kasih sayang pada alam semesta. Modal dasarnya ya itu, boleh ditambah syukur , sabar dll nya.

Diri kita sendiri sebenarnya termasuk dalam lingkaran energi alam semesta, jadi mudah saja sebenarnya menemukan 'saudara-saudara' kita yang lain. Berdoalah dengan merendahkan hati kepada Allah, mohonlah agar Allah memperkenankan kita memasuki medan energi alam semesta.

Kalau sudah bisa menemukan dan masuk dalam 'medan energi', kita tinggal memohon pada Allah untuk menggunakannya untuk berbagai keperluan.

Bagaimana mengenali sifat energi murni alam ?

Di alam semesta ini memang Allah menciptakan berbagai macam energi, sampai kita mengenal ada hukum kekekalan energi, dimana dikatakan bahwa energi itu tidak akan musnah, hanya berubah bentuk.

Energi murni yang diolah dengan latihan yang disebut tenaga dalam, dengan energi murni alam versi Innuri, walau sama-sama memberi efek sembuh,  ternyata berbeda juga, halus sekali perbedaannya.  Tapi aku sendiri kurang faham soal energi tenaga dalam, jadi aku hanya bisa menjelaskan bagianku saja.

Bila kita sudah bisa memasuki 'medan energi' , maka kita seperti berada dalam suatu pusaran energi yang luaaaassss, halus lembut, suci dan efeknya mensucikan batin kita (batin kita secara otomatis terbawa dalam kesucian), energi ini begitu kuat dalam kelembutannya, dan energi inipun bekerja dengan kasih sayang.

Kita jadi semakin memahami bagaimana Allah 'bekerja', yaitu dengan sifat kasih sayangNya yang tak terbatas.  Makanya kita disuruh membaca bismillahirrahmanirrahiim saat hendak memulai segala sesuatu.

Energi murni ini membawa kita pada sifat-sifat mulia dan penuh kesucian, mendamaikan hati.  Bila sering berinteraksi dengan energi murni alam, maka perasaan kita jadi mudah memahami orang lain, tidak ada kebencian dan permusuhan walaupun terhadap orang yang menyakiti sekalipun.  Lahirnya perasaan memaafkan karena pemahaman yang tulus akan perbedaan, kasih sayang akan melebur perasaan tersakiti dan membenci.

Energi murni bisa diterapkan untuk siapa saja ?

Indah jadi ingat, temanku yang mendalami tenaga dalam itu bilang bahwa tenaga dalam itu sebaiknya bukan untuk anak-anak.  Aku sendiri kurang tahu alasannya.  Tapi energi murni alam tidak begitu, dia selalu tahu  berapa porsinya bila dialirkan ke anak-anak atau ke orang yang sudah tua sekali.

Alam semesta ini amat memahami kita para penghuni alam, bila aku menstransfer energi untuk bayi atau anak-anak, maka aliran energinya berbeda dengan saat mentransfer orang dewasa. Alirannya lebih mungil dan penuh pemahaman akan tumbuh kembang anak, penuh kasih yang lembut, seperti dialirkan khusus buat anak-anak.

Mengkombinasi energi murni dengan pengobatan lain.

Seorang terapist energi murni musti bekerja dengan kasih sayang, ini pasti, karena tanpa kasih sayang dia tidak bisa mengakses energi murni alam semesta.

 Lama kelamaan nih yaaa, dia bisa 'membaca' kebutuhan pasiennya.  Saat menstransfer energi, dia bisa merasakan kekurangan di tubuh pasien, mungkin kurang minum air putih, kurang vitamin mineral, mungkin lemak tubuhnya sudah menghalagi proses 'peluncuran' energi, mungkin pasien perlu herbal lain untuk terapi sakitnya .... dll.

Semua itu perlu dikomunikasikan dengan pasien, agar kesembuhan bisa tercapai dengan indah.

Ohya, yang tidak boleh dilupakan, energi murni ini bisa 'macet' jalannya bila pasien dalam keadaan penuh emosi, misalnya marah, dendam atau sakit hati, energinya gak bakalan bisa masuk.  Jadi jangan lupa mengajak pasien untuk ikhlas dan memaafkan, ini demi kebaikan dirinya sendiri.

BAB I Awal Menemukan Energi Murni

Minggu, 10 April 2011

Seringkali bila Allah menginginkan anugerah yang besar untuk hambaNya, maka diujinya lebih dulu. Itulah yang terjadi padaku saat itu hingga akhirnya aku bisa mengolah energi murni alam semesta , begitu aku menyebutnya.

Kejadiannya di tahun 2008.  Saat aku mendapat cobaan yang luar biasa berat, bak diombang ambingkan gelombang dan badai. Insan -anakku yang ketiga- sakit yang medispun tak menemukan penyakitnya, dan rasanya aku juga 'kehilangan' dia.  Berbulan bulan aku merawat  Insan yang kadang sembuh dan kadang kambuh, bukan hanya menguras tenaga, tapi juga perasaan dan pikiran.  Bila diceritakan kejadian itu bisa jadi satu buku kisah misteri......

Saking beratnya cobaan, aku akhirnya pasrah, banyak mendekatkan diri pada Allah, banyak berdzikir.
Saking banyaknya berdzikir, rasanya kalimat-kalimat dzikir itu sudah menyatu dengan diriku.  Allahpun rasanya menghadiahi aku perasaan ikhlas, menerima tanpa mengeluh, bahkan bersyukur.  Aku menjadi ahli dalam mencari celah-celah yang bisa disyukuri di tengah-tengah cobaan yang berat itu.

Apakah Allah menghendaki aku untuk menjadi seputih alam semesta? tanpa emosi, menerima apapun yang ditakdirkanNya  dengan rela, selalu berbaik sangka padaNya hingga tiada kesedihan. Yang diinginkannya hanyalah mematuhi Allah.  Bila demikian, aku akan melakukannya dengan penuh harapan akan kasihNya ( catatan 26-1-2009 ) 

Awalnya aku menemukan energi alam semesta, pagi-pagi di rumah ibu mertua Ngawi. Aku berada di Ngawi karena Insan yang masih sakit minta pindah sekolah ke Ngawi, dan aku mendampinginya saat ujian akhir SD.
Pagi-pagi belum terang benar, aku duduk di teras setelah selesai menyapu, aku berdzikir dengan dzikir pagi subhanallah wabihamdih subhanallahaladzim astaghfirullah. Aku tenggelam dalam kenikmatan dzikir, dan merasakan diriku memasuki pusaran energi alam semesta, perlahan-lahan aku merasakan tanganku terasa hangat, seperti menggenggam segumpal energi.  Akupun mencoba 'mempermainkan' energi itu.

Aku melihat alam semesta begitu putih dan kuat, tapi juga begitu lembut, tanpa emosi, datar dan luaaaassss....Kita adalah bagian dari energi murni alam semesta.  Untuk memanfaatkan energi itu, cukup dengan menyelaraskan diri dengan alam, meminta dengan nama Allah energi mereka untuk membantu kita, dan menyalurkannya ke mana saja kita kehendaki.

Siang setelah aku 'menemukan' energi itu, Insan terjatuh dari pohon mangga di depan rumah, untungnya tidak terlalu tinggi, tapi membuat kakinya tidak bisa berjalan normal dan mengeluh sakit. Aku lalu memanggil tukang pijat langganan ibu yang rumahnya tak jauh dari sini, tapi kaki Insan tidak bisa sembuh juga.  Akupun mencoba ketrampilan baruku, tak kusangka Insan bisa berjalan normal dengan transfer energi.  Tapi ya mestinya setelah ditransfer energi, kakinya dipakai istirahat dulu hingga benar-benar pulih.  Insan malah dipakai lari-lari, ya dia mengeluh sakit lagi dan minta ditransfer energi lagi.

Setelah kucoba pada Insan, esok paginya aku sakit kepala dan sembuh dengan transfer energi. Sejak itu aku memanfaatkannya untuk keluargaku, dan sering juga aku gunakan untuk teman yang sedang dalam masalah kesehatan tanpa mereka ketahui.
Pernah pembantuku sakit kepala di rumahnya, aku transfer energi dari jauh, besoknya dia bilang bisa bangun dengan segar dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Pernah juga ustadz Virien mengeluh sakit dan lemah, padahal aku membutuhkan bertemu dia.  Aku transfer energi, alhamdulillah dia bisa sehat dan bersepeda motor sejam untuk menemuiku!

Energi murni alam semesta itu bisa mengusir energi jahat (guna-guna, sihir dll) tanpa mengalahkan mereka. Karena sifatnya yang putih suci, kuat tetapi halus lembut, secara otomatis membuat energi yang berlawanan dengan sifatnya akan menyingkir dengan rela dan dengan sendirinya (catatan 7-1-2009)

Untuk mencoba merasakan energi murni alam semesta ini dimulai dari hati yang ikhlas.  Setelah sholat lima waktu, cobalah menyelaraskan diri dengan alam semesta, merasakan kemurnian energi, menzerokan diri, memunculkan sifat tunduk patuh tanpa banyak alasan di hadapan Allah, karena begitulah sifat alam semesta, tunduk patuh. Diri kita secara otomatis jauh dari sifat dan selera rendah.

Energi murni alam semesta itu sifatnya memperbaiki, membangun, memulihkan, menormalkan, menetralkan. Berdasarkan pengalamanku, dia tidak bisa 'membunuh' atau 'mematikan'.  Contohnya untuk sakit yang ditimbulkan oleh virus dan bakteri, seperti batuk atau diare, energi ini tidak bisa digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri.  Dia hanya membantu memberi kekuatan tubuh, agar tubuh sendirilah yang memunculkan kekebalannya.

Kadang juga proses penyembuhan membutuhkan syarat tertentu, misalnya kondisi pasien harus tenang, makanya saat transfer energi dilakukan, sebaiknya pasien dalam keadaan berdzikir dan posisi tubuh dalam keadaan relaks.  Setelah proses transfer energi dilakukan, kadang-kadang dibutuhkan istirahat yang cukup untuk membantu proses penyembuhan.

Setelah kita bisa merasakan energi murni alam semesta, untuk mentransfernya ke orang lain, cukup dengan niat di pikiran kita. Bila kita sudah menyatu dengan alam semesta, energi ini seperti teman kita yang begitu memahami kebutuhan kita untuk membantu sesama.  
Biasanya kalau aku menstranfer energi untuk anak-anakku yang jauh di Bandung dan di Yogya, aku 'menitipkannya' pada 'teman-temanku' di Bandung dan Yogya, aku meminta mereka memberikan energi untuk anak-anakku sesuai yang mereka butuhkan. Energipun mengalir sesuai permintaanku. Energi murni alam semesta itu teman yang teramat baik, dia bisa kutitipi orang-orang yang kusayangi, maka mereka akan menjaga dan menyayangi orang-orang yang kucintai karena Allah.

Bukan hanya saat sakit saja aku memanfaatkan energi murni alam.  Saat perasaanku sedang tidak enak, aku biasa mengeliminasinya, seolah menguapkannya, sedang alam akan menetralisirnya. Biasanya perasaanku segera menjadi tenang dan tanpa beban.
Begitupun saat aku mengkhawatirkan orang-orang yang kusayangi yang sedang jauh dariku, aku akan menitipkan mereka pada alam untuk dijaga keselamatannya dengan ijin Allah.  Sunguh, alam adalah teman yang teramat baik dan juga teman yang bisa dipercaya.